Jurnal Akuntansi Keuangan untuk Ekuitas
SistemInformasi Akuntansi - Kali ini kita akan
bahas tentang Jurnal akuntansi keuangan untuk ekuitas beserta pengertiannya,
berikut penjelasan mengenai Jurnal akuntansi keuangan untuk ekuitas :
Pengertian Ekuitas
Ekuitas merupakan
besarnya kepentingan/hak pemilik perusahaan pada harta perusahaan. Jika kita
ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri merupakan harta dan sisi
kanan merupakan hutang dan ekuitas. Sisi kiri merupakan sumber daya yang
dikuasai perusahaan sedangkan sisi kanan menunjukkan besarnya kepentingan
kreditor dan pemilik terhadap harta perusahaan. Besarnya kepentingan pemilik
atas harta perusahaan disebut ekuitas.
Bentuk Perusahaan
Terdapat beberapa bentuk
perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan dan perseroan terbatas
serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan perseorangan tidak diakui
sebagai entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun menurut pandangan
akuntansi perusahaan perorangan terpisah dari pemiliknya. Perseroan terbatas
menurut pandangan hukum merupakan entitas yang dapat melakukan kegiatan seperti
manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT merupakan entitas buatan (artificial
entity). Pada modul ini pembahsan ditekankan pada perseroan terbatas.
Karakteristik Perseroan Terbatas
Jika dilihat dari sudut
pandang akuntansi PT adalah suatu perusahaan yang kepemilikannya diwujudkan
dengan saham. Saham merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh perseroan.
Seseorang atau lembaga yang ikut serta menyerahkan sumber daya (harta) ke
perseroan akan diberikan saham. Mereka disebut pemegang saham.
Jenis-Jenis Saham
Perseroan kadangkala
menerbitkan saham biasa dan saham prioritas. Saham prioritas memiliki kelebihan
dibanding dengan saham biasa, misalkan dalam pembagian dividen atau dalam hal
terjadi likuidasi. Dividen adalah pembagian sesuatu kepada para pemegang saham.
Karena memiliki karakteristik yang sedikit berbeda, akuntansinya biasanya
dipisah antara saham biasa dengan saham prioritas/preferen.
Penerbitan Saham
Karena adanya proses
penerbitan saham maka status saham dapat bermacam-macam yaitu :
1. Saham yang sudah diotorisasi
2. Telah dipesan tetapi belum diserahkan ke pembeli
3. Beredar yaitu telah dijual diserahkan kepada
para pemegang saham
4. Dibeli kembali dan disimpan oleh perusahaan
5. Dibatalkan
Penjulan Saham Secara Tunai
Jika dilihat dari nilai
yang ditetapkan suatu saham, terdapat tiga jenis saham yaitu : (1) Saham dengan
nilai nominal, disurat saham ditulis nilai nominalnya. (2) Saham dengan nilai
ditetapkan, di dalam surat saham tidak ditulis nilai nominalnya namun
perusahaan menetapkan nilainya. (3) Saham tanpa nilai nominal dan nilai yang
ditetapkan
- Saham dengan nilai nominal
Untuk daham yang
bernilai nominal atau niali yang ditetapkan, akuntansinya sama yaitu rekening
modal saham akan dikredit sebesar nilai nominal atau nilai yang ditetapkan.
Jika ada selisih antara nilai yang ditetapkan/nominal dengan uang yang
diterima, selisih tersebut dicatat sebagai diskon (jika harga jual saham <
nilai nominal saham) atau agio jika sebaliknya. Misalkan perusahaan menjual
1000 saham biasa yang nilai nominalnya adalah Rp10.000,00 tunai. Jurnal yang
dibuat adalah sebagai berikut :
Harga jualnya
Rp10.000,00 per lembar
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
10.000.000
| ||
Modal Saham
|
10.000.000
|
Harga jualnya
Rp10.000,00 per lembar
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
11.000.000
| ||
Modal Saham
|
10.000.000
| ||
Agio Saham
|
1.000.000
|
Harga jualnya Rp9.500,00
per lembar
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
9.500.000
| ||
Disagio Saham
|
500.000
| ||
Modal Saham
|
10.000.000
|
- Saham tanpa nilai nominal
Untuk saham tanpa nilai
nominal/ditetapkan, rekening modal saham akan dikredit sebesar uang yang
diterima tersebut. Misalkan perusahaan menjual 1000 saham biasa tanpa nilai
nominal tunai. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
Harga jualnya Rp 10.000,00
per lembar
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
10.000.000
| ||
Modal Saham
|
10.000.000
|
Harga jualnya Rp
10.000,00 per lembar
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
11.000.000
| ||
Modal Saham
|
11.000.000
|
Harga jualnya Rp
9.500,00 per lembar
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
Kas
|
9.500.000
| ||
Modal Saham
|
9.500.000
|
- Penjulan Saham Dengan Ditukar Dengan Harta Non Kas
Jika saham diterbitkan
perusahaan sebagai pembayaran atas perolehan harta non cash seperti aktiva
tetap, pertukaran ini akan dicatat sebesar harga pasar dari saham atau harga
pasar aktiva tetap yang diperoleh mana yang lebih dapat diandalkan. Misalkan perusahaan
membeli sebidang tanah dengan menyerahkan 2000 lembar saham yang nilai
nominalnya adalah Rp10.000,00 per lembar. Harga pasar tanah sebesar
Rp30.000.000,00, ayat jurnal yang dibuat adalah :
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
Tanah
|
30.000.000
| ||
Modal Saham
|
20.000.000
| ||
Agio Saham
|
10.000.000
|
- Penjualan Saham Dengan Pembayaran Secara Bertahap
Jika saham dijual dengan
pembayaran bertahap atau dengan pesanan, saham mestinya baru diserahkan setelah
harga saham dilunasi oleh pemesan saham. Pada saat perusahaan menerima pesanan
saham, perusahaan akan mencatat piutang pemesanan saham dan jika menerima ung
rekening piutang dikredit. Setelah lunas, saham diserahkan ke pemesan. Misalkan
perusahaan pada tanggal 1 April 2003 menjual 1.000 lembar saham biasa dengan
nominal Rp10.000,00 per lembar dengan hraga Rp 11.000,00 per lembar. Saat itu
diterima kas 50% dari harga jualnya. Sisanya dibayar dua kali yaitu pada
tanggal 1 Mei dan 1 Juni. Pada tanggal 1 Juni saham diserahkan ke pemesan.
Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
2003
April 1
|
Piutang pemesanan Saham
|
11.000.000
| |
Saham yang dipesan
|
10.000.000
| ||
Agio Saham
|
1.000.000
| ||
April 1
|
Kas
|
5.500.000
| |
Piutang pemesanan saham
|
5.500.000
| ||
Mei 1
|
Kas
|
2.750.000
| |
Piutang pemesanan saham
|
2.750.000
| ||
Juni 1
|
Kas
|
2.750.000
| |
Piutang pemesanan saham
|
2.750.000
| ||
Saham yang dipesan
|
10.000.000
| ||
Modal Saham
|
10.000.000
|
Dividen Saham Biasa Dengan Saham Preferen
Jika perusahaan telah
memutuskan membayar dividen dan saham yang beredar terdiri dari saham biasa dan
saham preferen, dividen itu harus dialokasikan ke para pemegang saham biasa dan
saham preferen.
- Terdapat saham preferen non kumulatif.
Saham preferen non kumulatif adalah saham preferen yang jika
dividen satu tahun tidak dibayar, maka jumlah dividen ini tidak wajib dibayar
pada tahun-tahun berikutnya. Misalkan dividen saham preferen tahun 2000 tidak
dibayar, maka jika pada tahun 2001 ada pembagian dividen tahun 2001 maka
dividen tahun 2000 tidak dibayar. Untuk mengetahui alokasi dividen berikut
contoh sebagai berikut :
PT ABC telah menerbitkan
10.000 lembar saham biasa dan 5.000 lembar 5% saham preferen nominal
Rp10.000,00 per lembar. Pada tahun 2000 dan 2001 perusahaan tidak membayar
dividen kepada para pemegang saham preferen. Pada tahun 2002 perusahaan
mengumumkan dividen tunai sebesar Rp6.000.000,00. Dividen ini akan dialokasikan
sebagai berikut :
Dividen
Tahun/keterangan
|
Saham
Preferen
|
Saham
Biasa
|
Jumlah
|
2000
|
0
|
0
|
0
|
2001
|
0
|
0
|
0
|
2002
|
2.500.000
|
7.500.000
|
10.000.000
|
Dividen Per Lembar
|
500
|
750
|
- Terdapat saham preferen kumulatif
PT ABC telah menerbitkan
10.000 lembar saham biasa dan 5.000 lembar 5% saham preferen kumulatif nominal
Rp10.000,00 per lembar. Pada tahun 2000 dan 2001 perusahaan tidak membayar
dividen kepada para pemegang saham preferen. Pada tahun 2002 perusahaan mengumumkan
dividen tunai sebesar Rp6.000.000,00. Dividen ini akan dialokasikan sebagai
berikut :
Dividen
Tahun/keterangan
|
Saham
Preferen
|
Saham
Biasa
|
Jumlah
|
2000
|
2.500.000
|
0
|
0
|
2001
|
2.500.000
|
0
|
0
|
2002
|
2.500.000
|
2.500.000
|
10.000.000
|
Dividen Per Lembar
|
1.500
|
250
|
Pembayaran Dividen Tunai
Ada beberapa transaksi
yang berhubungan dengan pembayaran dividen , yaitu pada saat pengumuman,
pencatatan nama pemegang saham dan saat pembayaran. Misalkan PT ABC dalam
contoh di atas mengumumkan dividen tunai pada tanggal 1 April 2003 sebesar
Rp10.000.000,00 yang dibayar pada tanggal 21 April untuk para pemegang saham
yang tercatat pada tanggal 12 April 2003. Jurnal yang dibuat adalah :
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
2003
April 1
|
Dividen
|
11.000.000
| |
Hutang Dividen
|
10.000.000
| ||
April 12
|
Tidak ada jurnal
| ||
April 21
|
Hutang dividen
|
10.000.000
| |
Kas
|
10.000.000
|
Dividen Saham
Kadangkala perusahaan
membagi saham perusahaan kepada para pemegang saham. Misalkan PT ABC yang telah
menerbitkan 10.000 lembar saham pada tanggal 2 April 2003 mengumumkan pembagian
dividen saham sebesar 10%. Nominal saham perusahaan Rp10.000,00 dan pasar diperdagangkan
dengan harga Rp11.000,00. Saham akan dibagi pada tanggal 25 April 2005. Jurnal
yang dibuat sehubungan dengan dividen saham tersebut adalah :
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
2003
April 2
|
Dividen Saham
|
11.000.000
| |
Saham yang akan dibagi
|
10.000.000
| ||
Agio Saham
|
1.000.000
| ||
April 21
|
Saham yang akan dibagi
|
10.000.000
| |
Modal Saham
|
10.000.000
|
Property Dividend
Property Dividen adalah
pembagian ke pemegang saham dalam bentuk harta selain kas. Misalnya saham
perusahaan lain. Saham perusahaan lain ini merupakan investasi. Sebagai contoh
PT ABC memiliki 1000 lembar saham PT Amanah dengan harga beli Rp10.000.000,00. Pada
tanggal 5 April 2003, saham PT Amanah akan dibagikan kepada para pemegang saham
PT ABC. Harga pasar saham PT Amanah saat itu Rp12.000.000,00. Jurnal pembagian
saham tersebut adalah :
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
2003
April 5
|
Dividen Property
|
12.000.000
| |
Investasi pada Surat Berharga
|
10.000.000
| ||
Laba Pelepasan Saham Investasi
|
2.000.000
|
Pembatasan Saldo Laba
Saldo laba yang besar
dapat dijadikan dasar untuk membayar dividen. Untuk tujuan tertentu kadangkala
saldo laba ini dibatasi agar ridak dibagi dalam bentuk dividen. Pembatasan ini
dilakukan untuk beberapa tujuan seperti melindungi kreditor jika perusahaan membeli
kembali saham perusahaan. Membeli saham sendiri hakekatnya sama dengan
mengembalikan uang kepada pemilik. Karena yang berkepentingan terhadap harta
perusahaan adalah kreditor dan pemilik, jika perusahaan mengembalikan uang ke
pemilik, kreditor akan terancam kepentingannya. Oleh karena itu pembayaran
dividen yang hakekatnya pengembalian harta ke pemilik perlu dibatasi dengan
cara mengikat (membatasi) saldo laba. Sebagai contoh pada tanggal 2 Januari
2003 perusahaan telah membeli saham sendiri dengan harga Rp10.000.000,00.
Kemudian perusahaan mengikat laba ditahan sebesar Rp10.000.000,00 dengan jurnal
:
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
2003
Januari 1
|
Saldo laba
|
10.000.000
| |
Saldo laba yang terikat
|
10.000.000
|
Jika pada tanggal 1
Maret 2003 saham perbendaharaan ini dijual kembali, maka jurnal di atas dibalik
sebagai berikut :
Tgl
|
Akun
|
Debit
|
Kredit
|
2003
Maret 1
|
Saldo laba yang terikat
|
10.000.000
| |
Saldo laba
|
10.000.000
|
Demikian Pebahasan mengenai Jurnal Akuntansi Keuangan untuk Ekuitas, Mudah-mudahan bermanfaat untuk pembaca semua. simak pembahasan materi lainnya hanya di blog Sistem Informasi Akuntansi. terimakasih.
Komentar
Posting Komentar